Minggu, Oktober 19, 2008

2 TAHUN KELILING SULAWESI

Makassar [Nov ’06 - Nov ‘07]

Perjalanan di Sulawesi diawali di bandara Hasanuddin, Makassar pada tanggal 29 Oktober 2006. Setelah menepuh perjalanan selama + 2 jam dari kota kelahiranku Jakarta dengan menggunakan jasa Mandala Airlines.


Dalam rangka pekerjaan, untuk pertama kalinya sejak lahir, saya akan tinggal dalam waktu yang lama di luar Jakarta. Cukup mengharukan, karena saya harus berpisah dengan keluarga, sahabat, dan bidadariku yang baru 71 hari kupinang dan untuk saat ini belum saya bawa serta ke Makassar. Rencananya, 1-2 bulan survey cari kontrakan dan mengenal lingkungan kota Makassar yang katanya ‘seram’, setelah itu tiba waktunya menjemput bidadariku :) ...

Makassar kota yang cukup besar, tapi tetap tak sebesar Jakarta. Dua hari ke depan, bersama satu orang teman yang juga baru ditugaskan di Makassar, Nanang Findhi Ismail, kami disediakan sebuah kamar di mess belakang kantor. Dalam waktu tersebut kami harus secepatnya mencari tempat tinggal : bisa kos, kontrakan, ato syukur2x apartemen (he8x).

Alhamdulillah, kami dapat bantuan dari teman satu kantor. Kami berdua diijinkan menempati salah satu rumahnya sampai kami dapat tempat tinggal yang layak. Rumahnya cukup bagus. Ada dua kamar tidur, perlengkapan rumah tangga, perabotan, tv, dll.

Akhir Desember ’06, tiba waktunya menjemput bidadariku. Insya Allah rencana awal sudah dipenuhi: (1) Kontrakan dan (2) Pengenalan Lingkungan.

Kontrakan Alhamdulillah udah dapet : Rumah teman kantor yang saya tempati sama Nanang setelah dua hari nginap di mess. Alhamdulillah umah teman tersebut akhirnya dikontrakin setelah saya nego, setahun Rp5 juta, dibayar 2x, maklum gaji dari kantor sangat ngepas untuk hidup pas-pasan, jadi belum punya tabungan yang mencukupi. Sedangkan Nanang pindah ke kos2an dekat Universitas Negeri Makassar (UNM : orang Makassar nyebutnya ‘UNEM’ atau IKIP)

Untuk pengenalan lingkungan, Alhamdulillah udah mulai memahami Makassar dan para penghninya. Secara umum fasilitas di kota ini cukup komplit, macetnya nggak kayak di Jakarta, kotanya tidak seluas Jakarta jadi kemana-mana cukup dekat, rute angkot agak ‘aneh’ jadi setiap naik angkot harus ditanya dulu “lewat sini nggak pak...?” dan tarifnya flat : jauh-dekat IDR 2,000, kotanya panas euy, dan orang2nya cukup banyak – nggak semua – yang ‘keras’.

[Insya Alloh nanti nyambung lagi ...]


Tidak ada komentar:

Penambah Ilmuku